Ribuan warga berkumpu di Gaza, Palestina, pada Sabtu, 2 Juni 2018 untuk menghadiri pemakaman Razan Ashraf Al-Najjar, relawan medis Palestina (21 tahun ) yang ditembak mati tentara Israel di dekat pagar perbatasan, Jumat (1 Juni 2018).
Dengan berpakaian putih, para relawan medis bergerak mengantarkan Razan ke pemakamannya. Mereka membawa foto wajah Razan dan bendera.
Lebih dari 115 orang telah terbunuh sejak asi protes di perbatasan yang berakhir Maret lalu. Namun Razan merupakan satu-satunya wanita yang menjadi korban tewas. Korban pertama adalah seorang remaja.
Foto peristiwa penembakan Razan cepat beredar dengan memperlihatkan sekelompok pria membawa relawan ini yang tengah mengenakan pakaian putih. Kepalanya miring ke belakang dan tangannya yang masih mengenakan sarung terlihat terjuntai di sekitar bahu mereka.
Para saksi mengatakan Razan meninggal setelah ditembak di dada.
Saksi lain, Ibrahim Najjar mengatakan, saat kejadian, Razan berniat memberikan pertolongan pertama kepada seorang lansia yang berada di antara para demonstran yang terluka di dekat perbatasan. Perempuan tangguh itu tetap berupaya keras, meski matanya sakit bukan kepalang gara-gara semburan gas air mata Israel.
" Razan mengenakan jas putih, simbol paramedis jelas terpampang," kata Najjar. Setelah ditembak, Razan sempat dilarikan ke rumah sakit.
" Saya membawanya sampai ambulans. Saat itu dia masih hidup. Saya menemaninya di dalam ambulans menuju ke rumah sakit, beberapa menit sebelum dia meninggal," ujar Ibrahim seperti dikutip dari laman Liputan6.com.
Militer Israel berjanji akan menyelidiki kasus penembakan yang menyebabkan kematian Razan. Namun mereka mengklaim pasukan Israel telah bekerja sesuai dengan standar operasional (SOP).
" IDF (Israel Defence Force) konsisten bekerja sesuai operasional dan mengurangi kematian di sekitar kawasan pengamanan d pagar perbatasan," ujar pihak Militer Israeal dalam pernyataannya. " Sayangnya. organisasi teroris Hamas dengan sengaja dan metodis menempatkan warga sipil dalam bahaya."
Surat kabar New York Timur, bulan lalu pernah mewawancarai Razan di Gaza. Dia merupakan satu-satunya relawan medis perempuan yang terjun membantu pengobatan selama aksi protes yang diorganisir Hamas.
" Kami mempunya satu tujuan- menyelematkan dan mengevakuasi warga," katanya dalam sebuah rekaman video. " Serta mengirim pesan ke dunia: tanpa senjata, kita bisa melakukan apapun."
Usai kematian Razan di ruang operasi itu, perwakilan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov dalam cuitannya akun Twitternya menuliskan, " #Israel harus menyesuaikan penggunaan kekuatan militer dan Hamas perlu mencegah insiden di perbatasan. Ketegangan hanya akan membuat korban lebih banyak."