Sangat-sangat ditekankan untuk mendatangi shalat Jum’at
(sudah berada di masjid) sebelum imam naik mimbar. Karena para Malaikat berada
di pintu-pintu masjid mencatat siapa-siapa yang datang. Yang pertama dicatat
pertama, kemudian berikutnya dan berikutnya. Karenanya siapa yang datang lebih
awal mendapat keutamaan lebih banyak daripada yang belakangan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
وَقَفَتْ الْمَلَائِكَةُ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ
فَيَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ إِلَى الْجُمُعَةِ كَمَثَلِ
الَّذِي يُهْدِي بَدَنَةً ثُمَّ
كَالَّذِي يُهْدِي بَقَرَةً ثُمَّ
كَالَّذِي يُهْدِي كَبْشًا ثُمَّ
كَالَّذِي يُهْدِي دَجَاجَةً ثُمَّ
كَالَّذِي يُهْدِي بَيْضَةً فَإِذَا
خَرَجَ الْإِمَامُ وَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ طَوَوْا
صُحُفَهُمْ وَجَلَسُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
"Jika tiba hari Jum'at, maka para Malaikat berdiri di
pintu-pintu masjid, lalu mereka mencatat orang yang datang lebih awal sebagai
yang awal. Perumpamaan orang yang datang paling awal untuk melaksanakan shalat
Jum'at adalah seperti orang yang berkurban unta, kemudian yang berikutnya
seperti orang yang berkurban sapi, dan yang berikutnya seperti orang yang
berkurban kambing, yang berikutnya lagi seperti orang yang berkurban ayam,
kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban telur. Maka apabila imam
sudah muncul dan duduk di atas mimbar, mereka menutup buku catatan mereka dan
duduk mendengarkan dzikir (khutbah)." (HR. Ahmad dalam Musnadnya no.
10164)
Hadits ini menunjukkan kerugian bagi orang yang terlambat
datang ke masjid sehingga imam naik mimbar. Yakni, para malaikat menutup buku
catatan mereka dan tidak mencatat tambahan pahala bagi orang-orang yang datang
dan masuk ke masjid setelah imam naik mimbar.
Dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Syaikh al Albani,
dari Abu Ghalib, dari Abu Umamah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda: “Para Malaikat duduk pada hari Jum'at di depan pintu masjid dengan
membawa buku catatan untuk mencatat (orang-orang yang masuk masjid). Jika imam
keluar (dari rumahnya untuk shalat Jum'at), maka buku catatan itu dilipat.”
Kemudian Abu Ghalib bertanya, “wahai Abu Umamah, bukankah
orang yang datang sesudah imam keluar mendapat Jum'at?” Ia menjawab, “Tentu,
tetapi ia tidak termasuk golongan yang dicatat dalam buku catatan.”
Datang Lebih Awal Syarat Dapat Pahala Sempurna
Diriwayatkan dari Aus bin Aus radliyallah 'anhu, berkata,
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ
وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا
مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ
لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ
سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
“Barangsiapa mandi pada hari Jum'at,
berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan,
mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha
(sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala
puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 1077, al-Nasai no. 1364 Ahmad
no. 15585. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 6405)
Hadits ini menjelaskan bahwa berangkat lebih awal ke masjid
menjadi syarat untuk mendapatkan keutamaan pahala shalat Jum'at dengan
sempurna. Dan berangkatnya ke masjid disunnahkan dengan berjalan kaki. Karena
itu Imam al Nasai dan al Baihaqi membuat bab khusus dalam kitab mereka,
“Keutamaan berjalan kaki untuk shalat Jum'at.”
Abu Syamah berkata, “Pada abad pertama, setelah terbit fajar
jalan-jalan kelihatan penuh dengan manusia. Mereka berjalan menuju masjid jami'
seperti halnya hari raya, hingga akhirnya kebiasaan itu hilang.” Lalu
dikatakan, “Bid'ah pertama yang dilakukan dalam Islam adalah tidak berangkat
pagi-pagi menuju masjid.” (Dinukil dari Akhtha' al Mushalliin -edisi Indonesia:
Kesalahan-kesalahan dalam shalat-, Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan, hal. 236)
Karenanya, kami himbau kepada suadara seiman untuk datang ke
shalat Jum’at lebih awal. Diusahakan sudah berada di masjid sebelum imam naik
ke mimbar. Ini sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan merasakan kenikmatan
dalam beribadah